KABARGARUT.COM – Rabun dekat atau hipermetropi adalah kondisi yang membuat pengidapnya tidak bisa melihat objek yang berada di jarak dekat dengan jelas. Sementara itu, objek yang berada pada jarak jauh bisa terlihat dengan jelas.
Rabun dekat yang terjadi pada bayi dan anak-anak tidak perlu kamu khawatirkan karena akan membaik seiring dengan perkembangan organ mata.
Secara umum, hipermetropi terjadi karena ada kerusakan atau tidak normal pada bentuk kornea maupun lensa mata.
Kelainan ini yang menyebabkan objek menjadi tidak terlihat dengan jelas saat berada dalam jarak dekat.
Penyebab Rabun Dekat
Mata setiap orang memiliki dua bagian yang memfokuskan gambar:
- Kornea adalah permukaan depan mata yang bening dan berbentuk kubah.
- Lensa adalah struktur yang tampak jelas.
Agar kamu dapat melihat, cahaya harus melewati kornea dan lensa. Mereka membiaskan cahaya sehingga cahaya difokuskan langsung ke jaringan saraf (retina) di bagian belakang mata.
Jaringan tersebut menerjemahkan cahaya menjadi sinyal yang dikirimkan ke otak, yang memungkinkan kamu melihat gambar.
Lantas, penyebab rabun dekat atau hipermetropi adalah kelainan pada lensa mata.
Jadi, cahaya yang masuk ke mata dengan tidak terfokus di dalam retina, tetapi terfokus pada bagian belakang.
Hal tersebut terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung, lensa yang kurang tebal dan pendeknya bola mata.
Faktor Risiko Rabun Dekat
Beberapa faktor di bawah ini bisa menyebabkan hipermetropi, di antaranya:
- Faktor Usia. Penyakit rabun dekat sering terjadi pada usia di atas 40 tahun.
- Faktor Genetika. Rabun dekat merupakan salah satu penyakit yang bisa diwariskan oleh orang tua atau keluarga.
- Peningkatan penggunaan alat elektronik. Misalnya terlalu sering menggunakan smartphone, tablet, dan komputer.
- Aktivitas dalam ruangan yang berlebihan. Misalnya, tinggal dalam lingkungan yang kurang terpapar cahaya matahari.
- Terlalu sering/lama belajar atau bekerja. Penelitian menunjukkan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja dalam pekerjaan yang membutuhkan penggunaan intensif penglihatan dekat, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan rabun dekat.
Gejala Hipermetropi atau Rabun Dekat
Pada umumnya, gejala akan terjadi saat kamu menginjak usia di atas 40 tahun karena adanya kekurangan dalam kemampuan penglihatan seiring bertambahnya usia.
Namun, kondisi ini tidak menutup kemungkinan terjadi pada anak kecil.
Rabun dekat pada anak-anak tidak menyebabkan penglihatan bermasalah dan akan membaik seiring dengan bertambahnya usia.
Secara umum, ada beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidap hipermetropi:
- Mata berair.
- Kesulitan membaca.
- Terserang sakit kepala.
- Objek dalam jarak dekat tidak terlihat fokus.
- Mata akan terasa lelah usai fokus melihat objek dalam jarak dekat.
- Harus menyipitkan mata untuk dapat melihat objek dekat.
Pencegahan Rabun Dekat
Penyakit ini merupakan penyakit yang tidak dapat kamu cegah. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk melindungi mata, seperti:
- Menggunakan penerangan yang cukup.
- Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang lengkap.
- Menggunakan kacamata yang tepat.
- Mengenali gejala-gejalanya dan segera memeriksakan ke dokter mata saat merasa ada gangguan.
- Melindungi mata dari sinar matahari dengan menggunakan topi dan kacamata hitam.
Komplikasi Hipermetropi
Jika kamu biarkan kondisi mata ini tanpa penanganan tepat, hipermetropi bisa memicu komplikasi.
Kondisi ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami:
- Cedera.
- Mata juling.
- Gangguan mata lelah.
- Mata malas.
Maka dari itu, penting segera melakukan pemeriksaan ke dokter mata untuk mencegah risiko munculnya komplikasi.